•   May 2
Entertainment

Akui Masih Belum Bisa Tidur dengan Tenang, Ayu Anjani : Ada Jani yang Belum Bisa Aku Penuhi

( words)

Sudah empat hari ditinggal oleh sang ibunda dan juga adiknya, Ayu Anjani mengaku bahwa dirinya hanya bisa mengirimkan do’a sebanyak-banyaknya untuk mereka.

Helo.id - Artis Ayu Anjani sampai saat ini masih belum bisa tidur dan makan yang cukup setelah ibu dan juga adiknya meninggal dunia karena musibah kapal tenggelam di perairan Taman Nasional Komodo, Labuan Bajo pada Selasa (28/6/2022).

Sudah empat hari ditinggal oleh sang ibunda dan juga adiknya, Ayu Anjani mengaku bahwa dirinya hanya bisa mengirimkan do’a sebanyak-banyaknya untuk mereka.

"Kalau aku udah ada janji sama mama dan adikku yang belum aku bisa penuhi," ucap Ayu Anjani

"Jadi satu-satunya yang aku bisa kasih ke mereka adalah doa sebanyak-banyaknya," tambahnya.

Masih tidak percaya atas kepergian ibu dan juga adiknya, artis 31 tahun tersebut mengaku tidak bisa tidur hingga kehilangan selera makan.

"Dari aku melek sampai tidur, kemarin aku sempat dzikir sampai ketiduran karena belakangan ini susah tidur," kata Ayu.

"Terus susah makan belakangan baru bisa makan tuh tadi siang aja sampai sekarang belum sempat makan lagi karena benar-benar masih sulit aja buat nelen," sambungnya.

Merasakan duka mendalam, Ayu Anjani bahkan sempat mendatangi ustadz untuk dibimbing dan belajar mengikhlaskan.

"Aku juga udah mulai rajin baca-baca dan nanya-nanya ke ustaz juga kalau nggak boleh bersedih-sedih terus karena pasti mereka merasa tersiksa gitu," ungkapnya.



Meminta Pihak Kepolisian Usut Tuntas

Kuasa hukum Ayu Anjani, Mario Pranda meminta pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus kapal tenggelam di Labuan Bajo yang telah menewaskan ibu dan juga adik sang artis.

Mario Pranda menilai terdapat unsur kelalaian dari pihak kapal yang ditumpangi oleh ibu dan juga adik kliennya tersebut.

Ia pun mendesak aparat penegak hukum harus mengusut tuntas adanya dugaan kelalain nahkoda atau kapten serta awak kapal.

"Karena kami menilai telah melanggar Undang-Undang Pelayaran Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran," kata Mario

"Sedangkan menurut etika pelayaran, seorang nakhoda/kapten yang baik harus bertanggung jawab meninggalkan kapalnya paling terakhir setelah mengevakuasi para penumpang bukan menyelamatkan diri sendiri," tegas Mario.

Mario mengatakan bahwa kelalaian yang disebabkan oleh nahkoda atau kapten serta awak kapal yang telah menyebabkan hilangnya nyawa ibu serta adik dari Ayu Anjani.

"Bahwa selain itu, kesalahan yang kami duga paling fatal menurut keterangan dari saksi pihak keluarga dan penumpang kapal, pada saat cuaca buruk atau angin kencang di duga nakhoda tidak ada di ruang kemudi," jelas Mario.

Terkait dengan fakta tersebut, Mario mengatakan bahwa pihaknya meminta aparat penegak hukum untuk melakukan investigasi atas kasus tenggelamnya kapal.

Karena persitiwa tersebut merupakan delik umum, maka pihak kepolisian sudah seharusnya menindaklanjuti kasus tersebut meski tanpa ada laporan.

Kuasa hukum Ayu Anjani tersebut pun berharap agar insiden yang telah terjadi tersebut bisa menjadi pembelajaran dan bahan evaluasi bagi seluruh nahkoda atau kapten serta seluruh awak kapal untuk mengedepankan keselamatan para penumpangnya.

"Agar tidak menimbulkan rasa takut dan kekhawatiran bagi wisatawan yang ingin berlibur dan melakukan trip wisata ke Labuan Bajo," tandasnya.

Keluarga Beberkan Kronologi Tenggelamnya Kapal Tenggelam

Pada Selasa (28/6/2022) pada pukul 10.15 WITA tragedi kapal tengglam terjadi di Labuan Bajo, NTB yang terjadi pada keluarga artis Ayu Anjani.

Insiden tersebut telah menewaskan ibu dan juga adik dari Ayu Anjani yang sedang menaiki kapal yang berpenumpang 24 orang di perairan Taman Nasional Komodo (TNK).

Kronologi kejadian tersebut kemudian dijelaskan oleh ayah dari Ayu Anjani, Saraswanto Abduljabar yang juga turut menjadi korban dalam insiden kapal tenggelam tersebut.

Ia kemudian menjelaskan bagaimana detik-detik penyelamatan setelah kapal yang ditumpanginya tersebut miring.

Ayah Ayu Anjani mengatakan bahwa semua penumpang yang selamat diharuskan untuk naik ke atas sekoci yang sudah disediakan. Ia menyebutkan terdapat kapal yang mendekat ke kapal yang ia tumpangi tersebut dan membantu proses penyelamatan.

Pada saat ia diperintahkan untuk segera naik ke kapal, ia menolak sebab istri dan juga anaknya masih ada di dalam kapal tersebut.

“Saya menolak, istri saya belum ketemu. Saya minta dari orang yang punya oksigen. Ternyata kapal Andalusia ini punya compressor, pake selang panjang, semacam snopping tapi anginya dari compressor, lalu turun. Pas turun lihat kaki istri saya,” ucap Saraswanto.

Ia kemudian menjelaskan bahwa orang yang turun mencari istrinya tersebut tidak kuat dan naik kembali ke permukaaan dan mengatakan kepada Saraswanto bahwa orang tersebut melihat kaki.

Ayah Ayu Anjani tersebut dengan kaget lalu meminta kepada penyelam tersebut untuk menarik kaki yang ia temui, dan saat dinaikkan ke permukaan ternyata itu benar bahwa itu adalah jasad istrinya.

TAG : Ayu AnjaniIbu Dan Adik Ayu Anjani TenggelamKapal Tenggelam Di Labuan BajoLabuan Bajo

Artikel Menarik Lainnya

Komentar