•   April 24
Entertainment

Enggan Menempuh Jalur Damai, Ayu Anjani : Aku Bisa Terima Kalau Kejadiannya Mereka Berenang

( words)

Ayu Anjani mau mengusut tuntas semua yang terlihat dalam kelalaian kapal tenggelam yang ditumpangi oleh ibu dan juga adiknya.

Helo.id - Ayu Anjani mau mengusut tuntas semua yang terlihat dalam kelalaian kapal tenggelam yang ditumpangi oleh ibu dan juga adiknya. Ia bahkan enggan menempuh jalur damai karena menduga ada kelalaian yang dilakukan oleh awak kapal.

"Sempat ditanya, kalau proses terserah dari keluarga korban. Mereka juga bisa enggak diproses kalau damai," ucap Ayu Anjani

"Oh aku enggak akan pernah mau damai," katanya menegaskan.

Sebab, menurut Ayu Anjani, penyebab ibu dan juga adiknya meninggal karena terjebak di dalam kapal tenggelam dan tidak ada yang menyelamatkan.

"Ini posisinya di dalam kapal, terjebak di bawah kabin. Kenapa terjebaknya?," tegas Ayu.

"Enggak ada yang mau turun ke bawah," lanjutnya sembari menangis.

Dengan nada suara bergetar, Ayu Anjani masih bisa menerima jika ibu dan juga adiknya meningga dunia karena kelalaian sendiri.

"Aku bisa terima kalau kejadiannya mereka lagi berenang, tiba-tiba kaki keram, terbawa arus terus hilang, amit-amit. Karena itu aku anggap keteledoran sendiri," kata Ayu Anjani.

Keluarga Beberkan Kronologi Kapal Tenggelam

Pada Selasa (28/6/2022) pada pukul 10.15 WITA tragedi kapal tenggelam terjadi di Labuan Bajo, NTB yang terjadi pada keluarga artis Ayu Anjani.

Insiden tersebut telah menewaskan ibu dan juga adik dari Ayu Anjani yang sedang menaiki kapal yang berpenumpang 24 orang di perairan Taman Nasional Komodo (TNK).

Kronologi kejadian tersebut kemudian dijelaskan oleh ayah dari Ayu Anjani, Saraswanto Abduljabar yang juga turut menjadi korban dalam insiden kapal tenggelam tersebut.

Ia kemudian menjelaskan bagaimana detik-detik penyelamatan setelah kapal yang ditumpanginya tersebut miring.

Ayah Ayu Anjani mengatakan bahwa semua penumpang yang selamat diharuskan untuk naik ke atas sekoci yang sudah disediakan. Ia menyebutkan terdapat kapal yang mendekat ke kapal yang ia tumpangi tersebut dan membantu proses penyelamatan.

Pada saat ia diperintahkan untuk segera naik ke kapal, ia menolak sebab istri dan juga anaknya masih ada di dalam kapal tersebut.

“Saya menolak, istri saya belum ketemu. Saya minta dari orang yang punya oksigen. Ternyata kapal Andalusia ini punya compressor, pake selang panjang, semacam snopping tapi anginya dari compressor, lalu turun. Pas turun lihat kaki istri saya,” ucap Saraswanto.

Ia kemudian menjelaskan bahwa orang yang turun mencari istrinya tersebut tidak kuat dan naik kembali ke permukaaan dan mengatakan kepada Saraswanto bahwa orang tersebut melihat kaki.

Ayah Ayu Anjani tersebut dengan kaget lalu meminta kepada penyelam tersebut untuk menarik kaki yang ia temui, dan saat dinaikkan ke permukaan ternyata itu benar bahwa itu adalah jasad istrinya.

Terkait dengan hal tersebut, adik Ayu Anjani, Anne April pun menjelaskan kronologinya. Ia mengatakan bahwa pada saat itu adiknya pergi ke toilet yang berada di bagian bawah kapal.

Kemudian menurutnya, kamar ibunya tersebut bersebelahan dengan kamar tamu. Namun tamu tersebut berhasil keluar dan selamat meski badannya biru-biru, sedangkan ibunya tidak.

Adik Ayu Anjani tersebut menjelaskan bahwa pintu dari kamar ibunya tersebut sudah terbuka, namun ibunya tidak keluar karena diduga menunggu adiknya yang pada saat itu masih berada di dalam toilet.

Dalam kesempatan tersebut, Ayu Anjani juga mengatakan jika saja ibunya tidak menunggu adiknya, mungkin ibunya bisa saja selamat.

“Ibu saya itu nungguin adik saya, nungguin adik saya masih kejebat di toilet. Kalau misalnya ibu saya engga nungguin adik saya, mungkin ibu saya bisa selamat keluar bareng orang yang disebelah kamarnya,” ucap Ayu Anjani.

Anne pun mengatakan bahwa ibunya tidak jago berenang. Bahkan menurut penjelasan yang ia ketahui, ibunya sempat teriak meminta pertolongan.

TAG : Ayu AnjaniKapal Tenggelam Di Labuan BajoKapal TenggelamAdik Dan Ibu Ayu Anjani Menjadi Korban Tenggelam

Artikel Menarik Lainnya

Komentar