Tuntut Keluarga Gen Halilintar Kembalikan Uangnya, Sebut Tidak Perlu Bayar Bunganya

Keluarga Gen Halilintar dituntut oleh Umi Afif atas uang yang sudah mereka pinjam sebanyak Rp 400 juta.

Helo.id - Keluarga Gen Halilintar belakangan mendapatkan perhatian publik. Hal tersebut dikarenakan muncul kabar bahwa orang tua Atta Halilintar, memiliki utang sebanya Rp 400 juta kepada wanita bernama Umi Afif.

Umi Afifi yang diketahui seorang mantan jemaah ayah Atta Halilintar tersebut menuntut Lenggogeni Faruk dan Halilintar Anofial Asmid untuk mengembalikan uangnya.

Wanita yang kini diketahui tinggal di Jerman tesrebut tidak peduli lagi dengan keuntungan yang dijanjikan oleh orang tua Atta Halilintar kepadanya, ia hanya ingin uang tabungan anaknya dikembalikan.

• Singgung Atta Halilintar Terkait Dengan Utang Orang Tuanya, Savas: Karena Ada Sisi Akhirat yang Akan Dipertanggungjawabkan
• Muncul Kabar Bahwa Ibu Atta Halilintar Penipu, Korban: Dia Sudah Terkenal, Kaya Kok Nggak Ingat Kita Lagi
• Diprotes Netizen Beri Bunga Edelweiss Pada Aurel Hermansyah, Atta Halilintar Bela Diri : Niat Nolong!
• Ibunya Dihina TikTokers, Atta Halilintar Maafkan Asal Pelaku Lakukan Hal Ini
• Penghina Ibu Atta Halilintar Kini Minta Maaf dan Menyesal, Awalnya Tak Bermaksud Menghina Hanya Ikut Trend

Hal tersebut dijelaskan oleh konten kreator yang diketahui bernama Savas. Dalam penjelasannya ia mengungkapkan bahwa Umi Afifi adalah anggota perkumpulan Hawariyun yang dipimpin oleh ayah Atta Halilintar.

Perkumpulan tersebut disebut-sebut sebagai turunan jemaah Darul Arqam yang berasal dari Malaysia.
Menurut Savas, pada tahun 1997, Umi Afif sempat meminjamkan uang kepada orang tua Atta Halilintar.

Dari penjelasannya uang yang digunakan sebagai investasi tersebut bisa meemberikan keuntungan baagi Umi Afif.

"Kalau dari pengakuan Umi sih katanya Umi nanti dapat 15%, 20%, 50%, pokoknya janjinya berapa Umi maunya," tutur Savas.

Setelah muncul rumor Halilintar melakukan korupsi pada tahun 2005, Umi Afif pun berniat untuk menarik uangnya.

Akan tetapi, keluarga tersebut terus mengelak dan tidak memberikan kejelasan bahkan menghilang dan tidak bisa dihubungi.

Oleh karena itu, Umi Afif hanya menuntut uangnya yang pada saat itu bernilai Rp 400 juta dikembalikan tanpa mendapatkan bunga.

"Tapi sekarang Umi tidak butuh uang yang dijanjikan (keuntungan-red), uangnya saja kembalikan, gitu saja beres," jelas Savas.

"Karena dari tahun kemarin kan sudah dibahas, Umi tuh cuma minta haknya saja."

"Kalau selebihnya terserah, ambil saja."

Ternyata ibu Atta Halilintar, Lenggogeni Faruk sempat mendatangi rumah Umi Afif yang ada di Jerman.
Alih-alih mengembalikang uangnya, Lenggogeni Faruk mengatakan bahwa uang tersebut sudah dikelola dengan baik.

Akan tetapi, hingga kini, Umi Afif mengklaim bahwa dirinya belum pernah menerima pengembalian dana sepeser pun.

"Kalau dari penuturan Umi, penyerahan uang kan dari tahun 1997 ya, kemudian di tahun 2000, ibu Gen Halilintar itu pernah ke Jerman, ke rumah Umi," beber Savas.

"Terus di sana mereka ngobrol, cuma dikatakan 'Alhamdullilah, uang Umi sekarang sudah berjalan'."

"Cuma dijanjikan gitu saja, dan belum menerima sepeser pun."

Sebelumnya telah ada salah seorang konten kreator yang bernama Savar bersuara di media sosial yang menyebutkan bahwa ibu Atta Halilintar berhutang sebanyak Rp 400 juta kepada wanita bernama Umi Afif.

Hal tersebut disampaikan olehnya melalui channel youtube SCTV, Savas menyampaikan bahwa utang tersebut terjadi sejak 24 tahun yang lalu.

Pada saat itu, Umi Afif menyerahkan uang sebesar 30 ribu Euro kepada Lenggogeni Faruk. Savas menyebutkan bahwa ibu sang youtuber tersebut ingkar janji dalam mengembalikan uang tersebut.

"Sudah pernah, bahkan sudah dijanjikan sama ibunya Atta Halilintar berkali-kali," ujar Savas.

Savas juga membeberkan alasan dirinya membela pihak Umi Afif. Ia mengaku merasa iba dengan Umi Afif yang ingin memperjuangkan haknya.

"Sebenarnya tantangan ya bagi seorang konten kreator sebuah reaction itu sebuah tantangan," kata Savas.

"Bagi saya ini sebuah tantangan karena ini kisah nyata yang saya angkat menjadi sejarah," imbuhnya.

"Di situ saya memunculkan keadaan seorang ibu yang menginginkan uangnya kembali tapi tidak kembali," tandasnya.

"Dari sini saya memperjuangkan kebenaran, kebenaran dalam arti siapa sih yang benar di antara mereka berdua," jelasnya.