Turut Berduka dengan Tragedi Kerusuhan Kanjuruhan, Darius Sinathrya : Tidak Ada Sepak Bola yang Layak dan Sebanding Jika Harus Kehilangan Nyawa
Melalui akun Instagram pribadinya, Darius Sinathrya mengunggah foto pita hitam
Helo.id -
Darius Sinathrya menyampaikan duka yang mendalam atas tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur yang mengakibatkan ratus suporter tewas.
Melalui akun Instagram pribadinya, Darius Sinathrya mengunggah foto pita hitam dengan kalimat “Duka cita mendalam untuk sepak bola Indonesia. Duka mendalam untuk seluruh korban dan keluarga yang ditinggalkan,’ tulis Darius sebagai keterangan.
"Tidak ada sepakbola yang layak dan sebanding jika harus kehilangan nyawa…," lanjut Darius disertai emoji hati yang retak dan ekspresi menangis.
- Potret Darius Sinathrya dan Donna Agnesia Nonton Langsung MotoGP di Lombok
- Heboh! Cuitan Darius Sinathrya Tiba-Tiba Trending Twitter, Hingga Bikin Netizen Tak Percaya
- 5 Artis Tanah Air ini Pernah Foto Bersama Pemain Bola Top Dunia
Sebelumnya Valentino Jebreet mengungkapkan kesedihannya atas kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang. Di penghujung laga Luga 1 antara Arema FC dan Persebaya terjadi kerusuhan yang mengakibatkan 130 orang tewas.
Diakui oleh Valentino, kabar kerusuhan yang menewaskan 130 orang tersebut sangat menggemparkan jagar sepak bola Indonesia dan juga dunia.
"Ini situasi yang memprihatinkan, memilukan, menyedihkan untuk kita semua sebagai pecinta sepakbola dan manusia tentunya," kata Valentino Jebreet dalam unggahannya di media social Instagram.
"Ratusan jiwa meninggal dunia dalam sebuah pertandingan sepakbola," ucapnya.
Ia meminta agar masyarakat jangan dulu mencari kambing hitam dalam masalah yang terjadi ini sehingga para korban jiwa terabaikan.
"Gue pikir dengan pemberitaan yang begitu banyak, marikah kita fokus terlebih dahulu kepada penanganan korban, pendataan korban dan pemulihan korban yang masih dirawat," ujar Valentino.
"Gue pikir itu akan jauh lebih bijak dari pada kemudian kita mulai mengurai dan menganalisan dan mencari solusi siapa yang salah," jelasnya.
Sudah Meminta Perubahan Jadwal
Polres Malang sempat meminta untuk mengubah jadwal pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya.
Permintaan tersebut dilampirkan dalam bentuk surat yang ditujukan pada pihak Panitia Pelaksanaan (Panpel) Arema FC.
Surat tersebut kemudian menjadi rujukan pihak Panpel untuk mengajukan surat permohonan perubahan jadwal kepada PT Liga Indonesia yang terlihat tertanggal pada 18 September 2022.
Surat yang ditandatangani oleh Kepala Resor Malang AKBP Ferli Hidayat itu meminta agar panitia pelaksana Arema FC untuk mengubah jadwal pertandingan dengan alasan keamanan.
Dalam permohonan tersebut kepolisian meminta agar jadwal pertandingan yang dijadwalkan pada 1 Oktober 2022 dimajukan pukul 15.30 WIB.
Di mana sebelumnya jadwal laga antara Arema FC vs Persebaya dijadwalkan oleh pihak PT Liga Indonesia Baru pukul 20.00 WIB.
Permintaan tersebut kemudian dijawab oleh pihak PT Liga Indonesia Baru, pihaknya menolak permintaan dan memutuskan untuk tetap melaksanakan laga pertandingan sesuai dengan jadwal sebelumnya.
Surat tersebut ditulis dan ditandatangani oleh Direktur Utama Akhmad Hadian Lukita pada 19 September 2022.
Dalam surat tersebut dikatakan, pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan.
Sehingga pertandingan antara kedua tim tersebut tetap dilaksanakan pada Sabtu (1/10/2022) pada pukul 20.00 WIB.
Kronologi
Dikabarkan insiden tersebut bermula dari kekalahan Arema FC yang kalah dari tim Persebaya dengan skor 2-3.
Kekalahan Arema FC di kandang sendiri ini menimbulkan kekecewaan pada suporternya, Aremania.
Para suporter yang tidak terima, mencoba menerobos masuk ke lapangan dan membuat rusuh.
Kapolda Jatim Irejen Pol Nico Afinta menyampaikan bahwa alasan para suporter Arema FC turun ke lapangan dikarenakan ingin mencari pemain dan official Arema FC.
"Mereka bermaksud menanyakan ke pemain dan official kenapa sampai kalah (melawan Persebaya)," ucap Irjen Pol Nico Afinta
Para suporter yang rusuh membuat para petugas kewalahan. Lantaran mereka tidak hanya menerobos lapangan, tetapi juga melakykan perusakan fasilitas dalam lapangan hingga penyerangan petugas keamanan.
Hingga pada akhirnya para petugas mencoba melakukan upaya pencegahaan dan pengalihan.
Puncaknya, para petugas keamanan menembakkan gas air mata kepada para suporter yang menyebabkan kepulan asap.
Para suporter pun menumpuk di satu titik dan berdesakan.
Kepulan asap membuat para suporter kekurangan oksigen kemudian sesak napa dan korban pun berjatuhan.
Komentar