•   May 2
Viral

Kisah Haru Para Ibu Ini Setelah Jemput Anaknya Di Polrestabes Surabaya. Padahal Izin Ke Orang Tua Pergi 'Ngopi'

( words)

para ibu di Surabaya ini harus bersabar saat menjemput anaknya yang berada di Polrestabes Surabaya karena ikut demo

Helo.id - Setelah terjadinya demo secara besar-besaran di kota Surabaya pada hari Kamis (8/10/20), kini puluhan orang tua mendatangi Polrestabes Surabaya sejak pagi. Hal tersebut terjadi karena mereka hendak menjemput anak-anak mereka yang sempat diamankan dan ditahan oleh pihak kepolisian pada saat mengikuti demo tolak UU Cipta Kerja.

Para orang tua yang hendak menjemput anak mereak tersebut ternyata harus ekstra sabar untuk bertemu dengan anaknya. Sekalipun mereka harus menunggu sejak pagi di luar gerbang Polrestabes Surabaya dan baru siang hari sekitar pukul 14.00 WIB mereka baru diperbolehkan masuk setelah dipanggil oleh petugas penjagaan.

Para orang tua yang datang untuk menjemput tersebut terlihat membawa akta, kartu keluarga beserta persyaratan yang lainnya yang dibutuhkan dalam proses penjemputan tersebut.
Setelah melakukan proses pendataan dan membuat surat keterangan para orang tua tersebut diperbolehkan membawa pulan anak mereka.

Salah satunya Suliati yang merupakan warga Karang Tembok, Semampir. Wanita 43 tahun tersebut terlihat berkaca-kaca setelah bertemu dengan anaknya dan pada akhirnya membawanya pulang.
Suliati menjelaskan bahwa semalam dirinya mengaku mendatangi Polrestabes Surabaya hingga dini hari. Awalnya ia hanya ingin mendapatkan kepastian dan kejelasan apakah anaknya benar berada di Polrestabes Surabaya atau tidak.

Hal tersebut ia lakukan karena sebelumnya ia mendapatkan kabar bahwa anaknya telah diamankan di Polrestabes Surabaya. Ia juga mengatakan bahwa ketika berada di Polrestabes tidak ada yang diizinkan masuk kedalam.

"Ada yang ngabari, ada temannya yang sempat lolos (dari petugas). Ada yang ngabari, terus saya langsung lari ke sini (Polrestabes Surabaya). Nyampai di sini nggak boleh diambil. Nunggu proses katanya. Tapi kita namanya orang tua kan nggak enak, kita nunggu disini sampai jam 2 pagi. Tetap nggak boleh masuk, teman wartawan nggak boleh masuk, LBH nggak boleh masuk. Maksud saya ingin menjelaskan anak saya benar-benar di sini atau nggak. Iya jam 2 pulang karena diusir," ungkap Suliati.

"Semua ibu-ibu juga di sini, karena belum ada kejelasan," lanjut Suliati.

Suliati yang pada saat itu menjemput anaknya bersama dengan sang suami mengaku jika anaknya kala itu diamankan polisi bersama dengan delapan orang temannya yang lain diwarung kopi di Jalan Rajawali, Surabaya.

"Awalnya ya diajak teman," ujar Suliati.

Hal serupa ternyata juga disampaikan oleh Qoiriyah warga Karang Tembok, Semampir yang juga terlihat menangis usai menjemput anaknya di Polrestabes Surabaya.

Wanita 52 tahun tersebut menjelaskan bahwa kala itu sepulang skolah anaknya mengambil pakaian dan kemudian berpamitan kepadanya untuk pergi ke warung bersama temannya. Ia mengaku juga sempat mengirimkan pesan singkat kepada anaknya, namun tak kunjung mendapatkan balasan.

"Pamitnya sama teman-teman ngopi setelah itu nggak tahu. Kemudian saya WA ( whatsApp) nggak ada jawaban. Terus jam 12 malam, ibu-ibu ini tahu saya nggak tahu. Terus tadi pagi saya tahunya lihat dari status, aku melekan di polres. Lho saya langsung teriak terkejut. Saya kalau urusan sama negara itu takut," ungkap Qoiriyah sambil menangis.

Setelah mengetahui hal tersebut, ia kemudian langsung mendatangi Polrestabes Surabaya bersama dengan ketua RT setempat untuk menjemput anaknya di Polrestabes Surabaya.

"Anak saya ini nggak pernah kemana-mana kok ngopi aja jauh sekali. Mungkin kemarin ibu-ibu tahu tapi nggak tega kasih tahu saya. Karena saya ini cuman berdua saja, suami nggak ada," tandas Qoiriyah.

TAG : ViralKisah HaruKisah Viral

Artikel Menarik Lainnya

Komentar