Tak Terima dengan Sebutan Jual Putus yang Disampaikan Pihak Rezky Aditya, Wenny Ariani : Bukan Maksudnya Jual Putus Itu Jual Anak

Wenny Ariani kemudian meluruskan maksud dari jual putus bukanlah memperjualbelikan anak kandungnya tersebut.

Helo.id - Belum lama ini, Rezky Aditya muncul ke hadapan publik atas kasus penelantaran anak Wenny Ariani. Ia bersama pengacaranya, Ana Sofa Yuking memberikan pernyataan soal pertanggung jawaban.

Dalam pernyataan tersebut, pihak suami Citra Kirana tersebut sempat menyinggung soal Wenny Ariani yang meminta jual putus anak.

Mengetahui hal tersebut, Wenny Ariani beri tanggapan. Hal tersebut terlihat dalam channel YouTube Curhat Bang Denny Sumargo.

• Ragu dengan Putusan Pengadilan Tinggi Banten, Kuasa Hukum Rezky Aditya Sebut Anak Wenny Ariani Tidak Kenal Kliennya
• Muncul Sebutan Jual Putus dalam Klarifikasi Rezky Aditya, Wenny Ariani : Saya Tidak Pernah Menjual Anak Saya
• Tidak Akan Mempertanyakan Masa Lalu Rezky, Citra Kirana : Ada Hikmah Baik yang Sudah Allah Siapkan
• Rezky Aditya Sebut Dirinya Tolak Tes DNA, Wenny Ariani Buka Suara
• Siap Lakukan Tes DNA, Kuasa Hukum Rezky Aditya Beberkan Waktunya

"Kalau tes DNA berjalan dengan baik, Rezky bersedia menafkahi, ini diem-diem, ya menafkahi biaya sekolah Kekey," ujar Wenny.

Pada saat itu, pengacaranya langsung meminta untuk jual putus.

Namun, Wenny Ariani kemudian meluruskan maksud dari jual putus bukanlah memperjualbelikan anak kandungnya tersebut.

"Lawyer gue bicara 'oke buk, mendingan putus aja, masa kita harus minta terus ke ibu, seperti layaknya orang jual putus' mungkin Mas Fery (lawyer) bukan maksudnya jual putus itu jual anak," ujar Wenny.

Kemudian, Wenny Ariani mengatakan bahwa pengacara Rezy Aditya seolah menyebut dirinya akan menjual anak kandungnya.

"Saya tidak pernah perjualbelikan anak saya, ibu pengacara me-blow up kata jual putus menjadi sesuatu seperti kesannya saya menjualbelikan anak saya," ujar Wenny.

"Menurut saya anak itu tidak ternilai, jadi tidak bisa disebut jual putus seenaknya," ujar Wenny.

"Putus aja, tidak bicara materi, maksudnya putus tuh gini jangan menafkahi misal uang sekolah, misal ambil uang asuransi, putus aja, nggak bicara angka," imbuh Wenny Ariani.

Penjelasan Kuasa Hukum Rezky Aditya

Setelah selama ini diam, pasangan Rezky Aditya dan Citra Kirana pada akhirnya memberi penjelasan terkait dengan gugatan pengakuan anak yang dilayangkan oleh Wenny Ariani.

Berikan penjelasan melalui video yang diunggah dalam akun YouTube Ciky Citra Rezky, suami Citra Kirana tersebut mengungkapkan fakta soal tes DNA.

Menurut Rezky Aditya, setelah dirinya menang atas gugatan Wenny Ariani di Pengadilan Negeri Tangerang, ia sebenarnya sudah secara sukarela menawarkan tes DNA kepada pihak Wenny Ariani.

Kuasa hukum Rezky Aditya, Anna Sofa Yuking yang juga hadir bersama dengan sang aktor membenarkan pernyataan kliennya tersebut.

Dijelaskan oleh Anna Sofa Yuking mengatakan tawaran tes DNA tersebut sudah ditawarkan kepada Wenny Ariani melalui kuasa hukumnya dalam pertemuan yang terjadi selama dua kali.

Akan tetapi menurutnya, tes DNA tersebut tidak bisa terlaksana karena pihak kuasa hukum Wenny Ariani justru mengajukan permintaan lain yang mengagetkan dirinya dan tidak dapat diterima oleh pihak Rezky Aditya.

"Pada saat kita sampaikan keinginan kita untuk tes DNA, pihak penggugat melalui pengacaranya kemudian menyampaikan penawaran untuk jual putus. Sungguh ini menurut kami begitu mengagetkan pada waktu itu."

"Meski kita tidak menutup negosiasi. Tapi, terus terang kata-kata jual putus itu menurut ukuran kami sangat bertentangan dari apa yang selama ini selalu disampaikan oleh pihak penggugat di media, dimana semata-mata kepentingan Naira, demi status hukum Naira," beber Anna.

Dalam pertemuan dengan kuasa hukum Wenny Ariani tersebut, Anna menjelaskan bahwa pihaknya juga sudah menyampaikan komitmen Rezky Aditya dimana kliennya bersedia bertanggung jawab menafkahi Naira apabila hasil tes DNA tersebut membuktikan bahwa Rezky Aditya adalah ayah biologis anak Wenny Ariani.

"Tetapi, sampai hari ini kita belum juga dihubungi kembali oleh penggugat sampai tiba-tiba ada putusan banding (Pengadulan Tinggi Banten). Kami belum bisa mengomentari putusan banding itu karena kami belum menerima salinan putusannya," ujar Anna Sofa.