•   May 5
Viral

Tawuran Remaja di Palmerah Disengaja Hanya Untuk Tampil Viral di Sosial Media

( words)

Memang sengaja mau diviralkan, yang penting udah masuk viral aja udah merasa bangga

Helo.id - Diera globalisasi jaman now,  perubahan dan perkembangan teknologi semakin maju membuat hidup menjadi lebih mudah. Saat ini banyak orang menyebutnya sebagai jaman digital. Banyak sekali orang yang sengaja berfoto selfie untuk di upload atau diunggah di sosial media hanya untuk mengeksplorasi diri. Malah, dari riset yang dilakukan oleh Opinium pada 2013, ditemukan kalo dalam sehari ada lebih dari satu juta foto selfie yang dijepret! Ini menunjukkan kalo selfie memang jadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kaum millenials.

Tujuan selfie sebenarnya jauh lebih dalam dibandingkan sekedar memperlihatkan wajah. Foto selfie yang diunggah di sosial media adalah upaya kita untuk memperlihatkan eksistensi diri. Misalnya kalau seseorang mengupload foto selfie dia lagi di tempat jalan-jalan hits. Itu artinya dia pengen bilang ke dunia kalo,”hey! aku lagi jalan-jalan di tempat hits ini lo!”

Terus kenapa kita ngeksis di media sosial? Tujuannya tidak lain adalah untuk mendapatkan apresiasi. Foto selfie dibuat untuk “memodifikasi” identitas sosial kita, dengan cara menonjolkan hal positif dan mengurangi yang jelek-jelek.

Pada dasarnya kita semua senang diapresiasi. Orang yang upload selfie akan merasa puas kalo fotonya banyak yang ngelike atau komen. Itu artinya dia dan selfienya disukai sama khalayak. Syukur-syukur dapet endorse.

Selfie sendiri gak pernah nggak sengaja. Mungkin ada orang yang niat banget sampe beli kamera bagus, atau beli lampu led kecil (gatau namanya) biar lebih wow. Mungkin ada juga yang cuma selfie ala kadarnya. Tapi tujuannya sama aja: memperlihatkan eksistensi diri, sambil berharap diterima di masyarakat.

Si pengupload selfie memang merancang selfienya cukup bagus untuk dilihat oleh orang lain. Nggak hanya mukanya doang, mungkin ditambahkan ornamen lain kayak stiker lokasi, latar belakang, dan lain-lain, pokoknya macem-macem elemen yang memang tujuannya buat ngeksis.

Itulah kenapa kritikus seni Alicia Eler sampe bilang kalo saat ini, kita menjadi fans sekaligus paparazzi bagi diri kita. Semua-semua di upload, semua-semua dikasih tau, padahal nggak ada yang nanya dan nggak ada yang minta.

Hal itulah yang menjangkiti anak-anak saat ini. Sampai – sampai polisi menyebut sejumlah remaja di Palmerah, Jakarta Barat, sengaja tawuran agar viral di media sosial. Komnas Perlindungan Anak (Komnas PA) menyebut hal tersebut sebagai modus baru kekerasan fisik.

"Fenomena tawuran untuk menjadi viral adalah modus baru dari bentuk kekerasan fisik untuk mendapat perhatian publik," ujar Ketua Komnas PA, Arist Merdeka Sirait lewat pesan singkat kepada detikcom, Selasa (1/9/2020). Menurutnya, para orang tua mesti turun tangan mengatasi persoalan ini. Ia menyebut orang tua sebagai pilar utama agar modus bar dari kekerasan ini tak meluas. Peran tokoh agama juga dibutuhkan.

Bagi Komnas Perlindungan Anak bentuk tawuran ini harus disikapi dengan pendekatan mediasi dan 'restorative justice'. Jika tawuran masih dalam tindak pidana ringan maka penyelesaian hukum dapat dilakukan melalui pendekatan diversi atau keadilan restorasi," imbuh Arist.

Peristiwa itu terjadi di Kota Bambu Utara, Palmerah, Jakarta Barat pada Minggu (30/8) dini hari. Polisi mengatakan tawuran yang melibatkan dua kelompok remaja tersebut sekadar ingin mendapatkan perhatian di media sosial.

"Itu kejadiannya sudah lama. Kejadiannya malam minggu kemarin ya, kejadiannya cuman sebentar, nggak lama cuman 5 menit doang. Memang sengaja mau diviralkan, yang penting udah masuk viral aja udah merasa bangga," kata Kapolsek Palmerah Kompol Supriyanto ketika dihubungi wartawan, Selasa (1/9/2020).

TAG : ViralTawuran

Artikel Menarik Lainnya

Komentar