Tanggapi Sinetron Zahra, KPPPA: Seharusnya Tetap Berprinsip Pada Pedoman yang Ada
Pihak KPPPA berikan tanggapan kepada sinetron Zahra.
Helo.id - Soal masalah pemeran Zahra dalam sinetron suara hati istri, Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) pun turut berikan tanggapan.
Seperti yang diketahui nama pemeran Zahra dalam sinetron suara hati istri tersebut sempat mendapatkan sorotan publik.
Hal tersebut dikarenakan sosok Zahra yang diperankan oleh artis bernama Lea Ciarachel tersebut berperan sebagai istri ketiga dari Pak Tirta yang diketahui diperankan oleh Panji Saputra.
- Sinetron Zahra Hanya Diganti Pemain Saja, Komnas Perempuan : Harusnya Diberhentikan
- Turut Berikan Komentar Atas Sinetron Zahra, Zaskia Adya Mecca Singgung KPI dan Orang Tua Pemeran Utama
- Sinetron Zahra Sudah Ditindak KPI, Panji Saputra Malah Bela : Kalau Nonton Pasti Baper
- Buntut Kemarahan Netizen, KPI Minta Indosiar Ganti Pemeran Sinetron Zahra
- Dianggap Meresahkan, Netizen Laporkan Sinetron Zahra ke KPI
Hal tersebut menjadi sorotan publik lantaran Lea Ciarachel yang dikethui masih berusai 15 tahun. Sehingga dinilai tidak pantas jika harus memerankan peran sebagai istri ketiga dan melakukan adegan dewasa di umurnya yang masih sangat muda.
Hingga pada akhirnya banyak pihak yang turut bersura, memberikan tanggapan atas peran Zahra yang diperankan oleh Lea Ciarachel tersebut.
Pihak Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) juga turut memberikan tanggapan mereka.
Terlihat melalui akun twitter KPPPA, pihaknya menyoroti umur dari pemeran Zahra yang diceritakan merupakan istri ketiga dari pria yang menjalani poligami.
Menurutnya, pemberian peran terhadap Lea Ciarachel tersebut sebagai bentuk dari pelanggaran terhadap hak anak.
"Sahabat Perempuan dan Anak @kpp_pa menegaskan Sinetron “Suara Hati Istri: Zahra” yang ditayangkan media televisi Indosiar
merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak anak karena anak 15 tahun diberikan peran sebagai istri ketiga dan dipoligami," tulis akun @kpp_pa.
#updatekasusPPA#AnakTerlindungi
Sahabat Perempuan dan Anak @kpp_pa menegaskan Sinetron “Suara Hati Istri: Zahra” yang ditayangkan media televisi Indosiar merupakan salah satu bentuk pelanggaran hak anak karena anak 15 tahun diberikan peran sebagai istri ketiga dan dipoligami. pic.twitter.com/Hs9KZE8gkc
— Perempuan dan Anak (@kpp_pa) June 3, 2021
Menteri PPPA, Bintang Puspayoga juga turut mengungkapkan bahwa sinetron tersebut tidak memperhatikan tentang perlindungan anak.
"Menteri PPPA, Bintang Puspayoga sangat menyayangkan sinetron Suara Hati Istri tidak memerhatikan prinsip-prinsip pemenuhan hak anak dan perlindungan anak," tambahnya.
Ia juga menghimbau untuk setiap tayangan televisi bisa menjunjung hak anak dan remaja. Semua itu dilakukan demi keamaanan dan juga masa depan anak-anak atau remaja Indonesia.
KPPPA juga menerangkan bahwa pemerintah sedang berjuang untuk mencegah terkait dengan pernikahan di usia yang masih anak-anak.
Sehingga, media dihaarapkan bisa memiliki peranan untuk menyukseskan usaha pemerintah tersebut.
"Pemerintah saat ini tengah berjuang keras mencegah pernikahan usia anak,
sehingga setiap media dalam menghasilkan produk apapun yang melibatkan anak,
seharusnya tetap berprinsip pada pedoman perlindungan anak," ujar akun @kpp_pa.
Bintang Puspayoga jugaa mengatakan semua konten yang ditayaangkan di media publik harus memberikan informasi. Yang isinya dapat mendidik serta bermanfaat bagi masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak.
"Materi/konten sebuah acara, sesuai dengan Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3&SPS)
harus mendukung pemerintah dalam upaya pemenuhan hak anak dan demi kepentingan terbaik anak," imbuhnya.
Tidak hanya itu, KPPA turut meminta agar tayangan di televisi bisa mendukung program pemerintah terkait dengan perkawinan anak.
"Serta mendukung program pemerintah dan mengedukasi masyarakat terkait pencegahan perkawinan anak,
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO), pencegahan kekerasan seksual, dan edukasi pola pengasuhan yang benar," terang akun @kpp_pa.
Selain itu, pihak KPPPA juga turut menyoroti orang tua Lea Ciarachel yang seharusnya juga turut ikut membantu peran yang dimainkan oleh sang anak.
Seperti halnya dalam memilah peran mana yang pas dan cocok untuk diperankan oleh anaknya.
"Orangtua pemeran seharusnya juga bijaksana dalam memilih peran yang tepat dan selektif menyetujui peran yang akan dimainkan oleh anaknya.
Hal ini menjadi peringatan dan pengingat bagi seluruh orangtua agar memdahulukan kepentingan terbaik bagi anak," lanjutnya.
Diungkapkan bahwa kini, pihak KPPPA sudah berkoordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia. Dalam waktu dekaat, kabarnya kedua belah pihak akan bertemu dengan rumah produksi sinetron suara hati istri.
Komentar