Tidak Hadir Dalam Panggilan Kasus Suaminya, Pihak Kepolisian Ungkap Masih Akan Tunggu Nindy Ayunda: Kalau Nggak Penting Tidak Akan Kita Panggil
Nindy mangkir dari panggilan kepolisian, terkait dengan kasus yang menimpa suaminya.
Helo.id - Penyanyi Nindy Ayunda sepertinya belum hadir di Polres Metro Jakarta Barat. Padahal seharusnya ia akan diperiksa sebagai saksi atas kasus narkoba yang menimpa suaminya, Askara Parasady Harsono, pada Senin (18/01/21).
Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Ronaldo Maradona mengatakan bahwa keterangan dari Nindy Ayunda sangat dibutuhkan oleh pihak kepolisian. Keterangan dari Nindy tersebut sangat berguna untuk mendalami kasus penyalahgunaan yang menjerat suaminya.
"Penting. Kalau nggak penting kami tidak akan panggil sebagai saksi," kata AKBP Ronaldo.
Untuk sementara, AKBP Ronaldo menegaskan baru Nindy Ayunda saja yang dipanggil oleh pihak kepolisian sebagai saksi.
- Terkait Dengan Kasus Penangkapan Suaminya, Nindy Ayunda Akan Diperiksa Sebagai Saksi
- Suami Nindy Ayunda Ditangkap Atas Kasus Narkoba Serta Kepemilikan Senjata Api Ilegal?
Dijelaskan oleh Ronaldo bahwa hingga kini belum ada lagi nama lain yang akan dipanggil terkait dengan kasus dengan suami Nindy tersebut.
"(Saksi lain) Untuk sementara ini belum," terang Ronaldo Maradona.
"Kami sudah jelaskan ini laporan dari masyarakat. Saksi lainnya dari anggota kami."
"Ya berikutnya kami panggil saudara Nindy untuk kepentingan penyidikan," jelasnya.
Sebelumnya Kanit 1 Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, AKP Arif Purnama Oktora membenarkan pernyataan dari Ronaldo.
Arif juga memastikan bahwa surat pemanggilan Nindy Ayunda menjalani pemeriksaan menjadi saksi, sudah dikirimkan petugas.
"Rencananya Senin (18/1/2021) Nindy Ayunda dijadwalkan menjalani pemeriksaan," ujar Arif Purnama Oktora.
Penangkapan Suami Nindy
Telah dikabarkan sebelumnya, Askara Parasandy Harsono yang merupakan suami Nindy Ayunda telah ditangkap oleh petugas Satuan Reserse Narkoba polres Metro Jakarta Barat terkait dengan dugaan kepemilikan dan penyalahgunaan narkotika.
Askara Parasandy Harsono, suami Nindy Ayunda ditangkap di kediamannya yang berada di kawasan Pondok Pinang, Jakarta Selatan pada Kamis (7/1/2021) lalu.
"Ya memang betul hari Kamis malam, sekitar pukul 20.00 WIB Satres Narkoba mengamankan tersangka A," terang Kombes Ady.
"Kami amankan di kediamannya di wilayah Jakarta Selatan," tambahnya.
Dan pada saat suaaminya ditangkap, Nindy Ayunda diketahui sedang tidak berada di rumah. Ia juga tidak berkomentar terkait dengan kasus narkoba yang menjerat suaminya tersebut.
Namun melalui instagram storiesnya Nindy Ayunda akhirnya buka suara. Ibu dua anak tersebut mengungkapkan rasa terima kasihnya atas dukungan serta do’a yang diberikan kepadanya.
"Terima kasih untuk segala doa, perhatian dan semangatnya untuk saya dan keluarga," tulis Nindy.
Nindy Ayunda tampaknya juga tidak bisa berkata-kata lagi terkait kasus yang menimpa pria yang telah menikahinya pada 11 November 2011 tersebut. Apalagi hal seperti itu merupakan kado pahit bagi Nindy di usianya yang baru menginjak 32 tahun pada 10 Januari lalu.
Dalam penangkapan tersebut, polisi mengamankan barang bukti berupa psikotropika happy five atau H-5 sebanyak 1,5 butir beserta alat hisap narkotika, pelumas rubricant bergambar canabis, senjata api tanpa izin bermerek Barata kalibar 3.36 beserta 50 butir peluru tajam.
"Dari yang bersangkutan didapat beberapa barang bukti yaitu satu butir happy five atau H5," ujar Ady Wibowo.
"Juga satu plastik kecil satu butir setengah jenis happy five juga,," sambungnya.
"Kemudian kita lakukan penggeledahan, kami menemukan senpi jenis Baretta Kaliber 6.35 beserta alat hisap," terang Ady.
Menurut pengakuan suami Nindy, happy five tersebut di dapat dari temannya saat tengah berlibur di Sydney, Australia.
"Di mana keterangan yang bersangkutan mendapatkan barang dari rekannya yang dia istilahkan 'dude' atau 'bro'," papar Kombes Ady.
"Yang didapatkan saat liburan di Sydney, Australia," jelasnya.
Suami Nindy saat ini baru dijerat dengan pasal 127 ayah 1 UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika dan pasal 62 UU No 5 tahun 1997 tentang psikotropika dengan ancaman hukuman lima tahun penjara dan denda Rp 100 juta.
Komentar