Geram dengan Denny Darko, Lita Gading : Kalau Meramal Itu Merusak Mental, Ya

Lita Gading geram dengan Denny Darko yang suka meramal orang dan di publish.

Helo.id - Psikolog Lita Gading belakangan tengah mendapat perhatian publik. Belum lama ini ia mengaku geram atas ramalan-ramalan yang dibuat oleh Denny Darko.

Ia merasa bahwa Denny Darko terlalu sesumbar saat meramalkan seseorang yang dapat menimbulkan dampak buruk.

"Kalau meramal itu kan merusak mental, ya, itu sudah pasti, karena secara psikologis orang yang diramal negatif ya, itu akan terbawa, maaf, sampai mati ya. Banyak pasien saya seperti itu," ujar Lita Gading

• Siap Laporkan Saipul Jamil, Lita Gading : Saya Harus Memperjuangkan Profesi Saya
• Tanggapi Kabar Saipul Jamil Melaporkannya Ke Pihak Kepolisian, Lita Gading : Maaf Keenakan yang Lagi Cari Panggung
• Lesti Kejora Kerap dapat Hujatan, Psikolog Lita Gading : Yang Penting Sekarang Pembuktian Bahwa Billar Setia

Lita Gading berharap agar Denny Darko berhenti untuk melakukan ramalan-ramalan tersebut. Ia ingin Denny Darko bersikap lebih bijak.

"Jadi, mohon juga jangan sampai di-publish ya. Karena tidak semua manusia, netizen itu cerdas. Semua orang diserap, apalagi anak-anak," kata Lita.

Meski demikian, Lita Gading juga tidak sepenuhnya menyalahkan Denny Darko. Lantaran pada dasarnya, masyarakat Indonesia memang menyukai hal-hal mistis.

"Kalau melihat dari faktor budaya, memang kita ini individu masyarakat Indonesia memang suka hal-hal yang berbau klenik, itulah segala sesuatu yang berbau ramalan dianggap dia sah-sah saja," imbuh Lita Gading lagi.

Lita Gading juga memberikan penjelasan mengapa dirinya berani memberikan teguran ke Denny Darko. Sebab sang ahli tarot dianggap telah sembarangan melakukan ramalan.

"Kalau saya tadi kan itu bukan ramalan, itu bukti yang saya sampaikan secara ilmu," tegas Lita.

Sudah Layangkan Surat Konfirmasi ke Kantor Hukum Farhat Abbas

Dalam kesempatan tersebut, psikolog Lita Gading bersama dengan LBH Parfi akhirnya, melayangkan surat konfirmasi ke Kantor Hukum Farhat Abbas terkait dengan penanganan perkara kasus yang sebelumnya dilaporkan oleh Saipul Jamil ke Polda Metro Jaya.

Menurut kuasa hukum dari Lita Gading, Coki, mengungkapkan bahwa kliennya menjadi target laporan dari Saipul Jamil karena sang psikolog tersebut merupakan seseorang yang memiliki nikali jual.

"Mengapa dokter Lita yang terpilih? Itu adalah choice dari si pelapor, dari dia sendiri yang memilih siapa yang menjual, dan pada akhirnya yang menjual adalah dokter Lita Gading. Kalau kita lihat ya memang dia terlihat eye catching, sehingga dapat menarik kawan-kawan pers maupun infotainment," tutur Coki

Menurut Lita Gading, apa yang dikatakan olehnya terkait dengan Saipul Jamil sudah tepat.

"Sangat tepat dong, saya juga harus memperjuangkan profesi saya karena saya nggak mau profesi saya direndahkan oleh orang yang tidak paham psikologi kami pun bisa "membantai" profesi lain itu tidak baik juga buat saya," kata Lita Gading.

Tidak hanya itu, Lita Gading juga mengatakan jika apa yang ia katakan sebelumnya sudah sesuai dengan kode etik profesinya.

"Jadi temen-temen harus liat semua video saya yang sudah saya sebarkan itu, saya tidak mungkin bicara satu-satu lagi kan, yang jelas disini, apapun yang saya lakukan, apapun yang saya jelaskan, itu sesuai dengan keilmuan saya," imbuhnya.

Lita Gading juga menyampaikan jika kejahatan seksual tersebut sangat berbahaya dan memerlukan seorang ahli untuk beri tanggapan.

"So what kalau begitu, mau diapain dunia ini kalau tidak ada ahli yang berani berbicara seperti itu. Ini kejahatan seksual lo, dan ini bahaya," tegas Lita Gading.

Terkait dengan kabar dirinya dilaporkan oleh Saipul Jamil, Lita Gading sebelumnya telah berikan tanggapan. Namun, ia enaggan berikan tanggapan lebih jauh.

"No comment," kata Lita Gading

Apalagi orang yang menemani Saipul Jamil ke Polda Metro Jaya sebagai kuasa hukumnya adalah Farhat Abbas. Ia merasa tidak perlu mengomentari hal yang dianggapnya tidak penting.

"Maaf keenakan 'yang lagi cari panggung' calon presiden yang lagi bikin partai," jelas sang psikolog.