•   April 25
Entertainment

Geram Dengan Kasus yang Ada di KPI, Ernest Prakoso Geram Dengan Ketua KPi: Tapi Sekarang Udah Gue Blok

( words)

Ernest Prakasa geram dengan kabar tentang KPI terkait dengan kasus pelecehan seksual yang terjadi dalam lingkungan KPI.

Helo.id - Komika sekaligus sutradara Ernest Prakasa belum lama ini menyoroti soal adanya kasus dugaan pelecehan seksual yang kabarnya terjadi di lingkungan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).

Info terbaru dari kasus tersebut, korban berinisial MS diminta untuk menandatangani surat pernyataan damai dan tidak melanjutkan kasus yang telah dilaporkannya.

Sontak hal tersebut pun pada akhirnya membuat Ernest Prakasa geram. Melalui unggahan dalam akun instagramnya, Ernest Prakasa tanpa ragu mengatakan bahwa ia tidak menaruh kepercayaan kepada Ketua KPI, Agung Suprio.

Pada awalnya, pria yang merupakan komika dan juga merupakan seorang sutradara tersebut mengaku sempat empati kepada KPI yang telah mendapatkan hujatan dari masyarakat belakangan ini.

"Sejujurnya ya teman-teman sejak pertama kali kasus pelecehan pegawai KPI ini, gua tuh kayak masih menyimpan sedikit," terang Ernest.

"Bukan membela KPI tapi gua mikir gini, apakah adil kasus pelecehan yang dilakukan oleh beberapa karyawan."

"Lantas membuat sebuah lembaga dengan begitu banyak karyawan divonis menanggung salah atas kelakuan beberapa orang," bebernya.

Menurut Ernest Prakasa, perkembangan kasus pelecehan seksual yang telah menimpa MS tersebut pada awalnya berjalan dengan cukup baik, di mana pihak KPI berkoordinasi dengan pihak kepolisian.

Hingga pada saat ia mengetahui pemberitaan yang menyebutkan bahwa karyawan yang alami pelecehan seksual tersebut diminta untuk berdamai, Ernest Prakasa pun tidak tingal diam.

"Di awal gua mikir kayaknya nggak terlalu adil juga kayak gitu, maka gua pengin lihat KPI sebagai lembaga itu bersikap bagaimana," kata Ernest Prakasa.

"Di awal-awal kita sempat mendapatkan berita bagus. Bekerja sama dengan pihak kepolisian, terus dinonaktifkan sementara."

"Tapi berita hari ini ya, menurut gua sangat-sangat membuat ragu KPI punya niatan baik untuk menyelesaikan kasus ini," sambungnya.

Hal tersebut pun membuat Ernest Prakasa tidak mau lagi berkomunikasi lagi dengan Agung Saprio dan langsung memblokir nomor kontak sang Ketua KPI tersebut.

"Gue nggak peduli ketua KPI mau ngomong apa di podcastnya Deddy Corbuzier," ungkap Ernest.

"Gue nggak peduli ketua KPI ngomong apa ke gue directly karena dia dapat nomor gue dan WhatsApp gue tapi sekarang udah gue blok."

"Mohon maaf bukannya nggak mau silaturahmi, saya sudah tidak percaya apapun yang anda bicarakan."

"Jadi percuma nggak usah komunikasi sama saya, komunikasi sama korban itu lebih penting," tandasnya.

Tanggapi Tindakan KPI Atas Kisruh Saipul Jamil

Belum lama ini Ernest Prakasa juga turut memberikan komentarnya terkait KPI yang akhirnya melarang stasiun TV untuk glorifikasi mantan narapidana pencabulan dan penyuapan panitera pengadilan.

Pada akhirnya komentar yang ada di media sosialnya pun dipenuhi komentar netizen soal penanganan yang dibilang terlambar dari pihak KPI.

"Barusan IG TV gue rata-rata pada komentar, ah dasar Indonesia apa-apa harus viral dulu baru ditindak," kata Ernest

Akan tetapi, ia memiliki padangan yang berbeda soal hal tersebut. Ernest Prakasa bahkan mengapresiasi kinerja KPI dalam menyetop tayangan kebebasan Saipul Jamil.

Menurutnya, lebih baik viral ditindak dibandingkan sudah viral namun masih belum ada penindakan.

"Hey teman-teman menurut saya ni, mending viral dulu baru ditindak dari pada viral pun kagak ditindak-tindak," ungkapnya.

Ia pun memahami jika kejadian tersebut juga merupakan ikut campur netizen. Oleh karena itu, Ernest Prakasa bergurau jika ada masalah bisa dilaporkan kepada netizen untuk segera mendapatkan penindakan.

"Justru dengen viral baru ditindak. Kita tau kalau ada masalah, kita hsrus lapor kemana? Laporlah ke netizen. Supaya rame, supaya viral, niscaya akan ditindak. Enak bukan," tutup Ernest.

TAG : Ernest PrakasaAgung SuprioKPIKasus Pelecehan Seksual

Artikel Menarik Lainnya

Komentar