Akan tetapi, ia memiliki padangan yang berbeda soal hal tersebut. Ernest Prakasa bahkan mengapresiasi kinerja KPO dalam menyetop tayangan kebebasan Saipul Jamil.
Menurutnya, lebih baik viral ditindak dibandingkan sudah viral namun masih belum ada penindakan.
"Hey teman-teman menurut saya ni, mending viral dulu baru ditindak dari pada viral pun kagak ditindak-tindak," ungkapnya.
Ia pun memahami jika kejadian tersebut juga merupakan ikut campur netizen. Oleh karena itu, Ernest Prakasa bergurau jika ada masalah bisa dilaporkan kepada netizen untuk segera mendapatkan penindakan.
"Justru dengen viral baru ditindak. Kita tau kalau ada masalah, kita hsrus lapor kemana? Laporlah ke netizen. Supaya rame, supaya viral, niscaya akan ditindak. Enak bukan," tutup Ernest.
Tanggapan KPI Soal Pemboikotan Saipul Jamil
Pemboikotan Saipul Jamil di televisi hingga kini masih mendapat perhatian publik. Bahkan petisi tentang pemboikotan sang pedangdut tersebut sempat menjadi trending topik di media sosial Twitter.
Terkait dengan hal tersebut, Ketua Komisi Penyiaran Indonsia (KPI), Agung Soprio berikan penjelasan. menurutnya, KPI tidak melarang sosok seperti Saipul Jamil untuk kembali tampil di televisi.
"KPI punya pedoman standar penyiaran P3SPS yang mengatur tayangan di televisi maupun radio. P3SPS tidak melarang artis ataupun orang yang karena masa lalunya pernah dipenjara, untuk tidak boleh tampil di layar kaca. Jadi sekali lagi saya tegaskan, tidak ada larangan untuk artis yang punya masalah, pernah dipenjara," ungkapnya.
"Kedua, saya mengimbau kepada pihak televisi agar, ketika menayangkan kembali artis yang pernah dipenjara atas kesalahannya itu, tolong ditampilkan agar artis itu menyatakan, dia merasa bersalah atas perilakunya di masa silam yang menyebabkan mereka di penjara," sambungnya.
Seksolog Turut Tanggapi
Terkait dengan munculnya pemboikotan Saipul Jamil tersebut, Seksolog Zoya Amirin turut berikan tanggapannya.
Hal tersebut terlihat dalam unggahan di akun instagramnya, ia terlihat merepost unggahan akun Kerbaupink. Dalam unggahan tersebut dibahas sosok publik figur yang merupakan pelaku pelecehan seksual yang dianggap menerima cobaan.
"Saatnya cancel culture yang tepat sasaran! Cancel Pelaku Pedophilia di Televisi Nasional #CancelPedophildiTVNasional," tulis Zoya Amirin
Dalam unggahan tersebut mereka juga mengingatkan untuk menghargai perasaan korban saat melihat pelaku di televisi. Terlebih lagi pelaku pelecehan diterima oleh publik dan menjadi perhatian.
Di unggahan yang lain, Zoya Amirin juga menuliskan susahnya korban kekerasan seksual untuk melapor, belum lagi jika pelaku lebih berkuasa dari korban.
Ia juga memperlihatkan kondisi di mana sulit untuk korban pelecehan bisa bicara soal apa yang telah dialaminya karena trauma.
Tidak hanya itu, dalam unggahannya ia juga menyenggol pihak KPI dan KPAI. Ia mempertanyakan tentang kelayakan pelaku kekerasan seksual mendapatkan panggung dan tampil di televisi."Kepada @kpipusat mungkin bisa koordinasi dengan @kpai_official melihat data pelaku kekerasan seksual seberapa banyak ditangani KPAI, apakah Televisi Nasional layak memberi panggung pada pelaku kekerasan seksual (termasuk pedophilia) untuk tampil di TV Nasional?" ungkapnya.
"Siapalah saya ngatur2 TV Nasional ya.... Mendampingi korban kekerasan seksual (dewasa atau anak dibawah umur) sedih & marah melihat pelaku pelaku yang merebut rasa aman seseorang malah diberi ruang yang memicu trauma korban berulang ulang," tutupnya dengan memberikan emoji sedih.
Komentar