•   March 29
Entertainment

Pemeran Zahra Diganti, Ernest Prakasa: Beda Ceita Kalau Anak SMA Dinikahkan Kemudian Tidak Bahagia, Ini Bisa Jadi Pembelajaran

( words)

Ernest Prakasa berikan tanggapan terkait kabar penggantian pemain sinetron Zahra.

Helo.id - Sinetron Suara Hati Istri: Zahra, hingga kini masih mendapatkan perhatian publik terkait dengan kontroversi pemeran utamanya yang mendapatkan peran tidak sesuai dengan usianya.

Pihak rumah produksi sinetron tersebut, Mega Kreasi Film (MKF) belum lama ini memenuhi permintaan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) untuk mengganti pemeran Zahra.

Mega Kreasi Film pun mengganti Lea Ciarachel dengan Hanna Kirana yang merupakan saudara sepupu Citra Kirana.

Pemilihan aktor Hanna Kirana sebagai pengganti Lea Ciarachel dalam memerankan Zahra tersebut dikarenakan usianya yang lebih dewasa dan dinilai cukup umur dalam memerankan karakter tersebut.

Akan tetapi, terkait dengan keputusan penggantian pemain tersebut, masih saja ada beberapa pihak yang merasa jika permasalahan tersebut tidak akan langsung selesai.

sinetron zahra resmi mengganti pemeran utama

Salah satu diantaranya adalah Ernest Prakasa, menurutnya mengganti pemeran Zahra dalam sinetron tersebut bukanlah pemecahan masalah yang sebenarnya.

Terlihat dalam akun instagramnya, ia menceritakan bahwa dahulu Undang Undang Tahun 1974 menyebutkan pernikahan legal seseorang adalah usia 16 tahun.

"Dari 1974 sampai sekarang kita banyak belajar bahwa usia pernikahan yang paling dini itu banyak hal negatif di baliknya. Oleh karena itu, tahun 2019 lalu DPR akhirnya merevisi usia minimal pria dan wanita untuk menikah adalah 19 tahun," ungkapnya

Menurutnya, setiap orang perlu mengedukasi jika pernikahan muda tersebut berbahaya dan lebih banyak negatifnya untuk perempuan.

Dan pemeran Zahra dalam sinetron tersebut diceritakan menikah masih duduk di bangku SMA.

"Tidak ada penyebutan usia betul, tapi dia masih SMA. Ada sih anak SMA yang ngulang-ngulang kelas terus sampai 19 tahun. Kalau mau dicari-cari mah ada. Beda cerita kalau anak SMA dinikahkan kemudian tidak bahagia, ini bisa jadi pembelajaran buat kita," katanya lagi.

Ernest Prakasa pun menyayangkan dari serial tersebut yang memberikan kesan romantis terkait dengan pernikahan di bangku SMA.

Di sisi lain, keluarga dari pihak perempuan justru terlihat bahagia dengan pernikahan tersebut, sehingga terkesan melanggengkan pernikahan di bawah umur.



Sebelumnya Ernest Prakasa juga sempat memberikan komentar dalam akun instagramnya. Ia sengaja mengangkat bahasan terkait dengan sinetron Indosiar karena banyak respon dari rekan dan masyarakat yang lainnya.

"Karna banyak teman-teman yang bisa meramaikan masalah ini tapi terikat oleh etika, kontrak kerja, ataupun rasa tidak enak hati, maka biar saya yang bersuara," tulis Ernest.

Ernest kemudian menganggap jika Indosiar sudah melampaui batas wajarnya dalam menayangkan sinetron yang menuai banyak kontroversi.

Ia juga menambahkan bahwa hal tersebut juga bersangkutan dengan hati nurani serta akal sehat manusia.

"Wahai @indosiar, ini keterlaluan. Sangat amat keterlaluan. Pemeran Zahra itu usianya masih 15 tahun. Okelah tolak ukur TV adalah rating, tapi tolak ukur manusia adalah nurani dan akal sehat. Menurut kalian ini wajar?," tulis Ernest.

Postingan yang berisi aksi protes tersebut ternyata juga membuat rekan artisnya turut serta memberikan komentar yang ditujukan kepada pihak KPI dan Indosiar.

Terlihat Amel Carla hingga Nadin Amizah pun juga turut memberikan kecamannya terhadap tayangan sinetron yang akhirnya menjadi kontroversial tersebut.

"Kalian dapat memilih usia 20++ tahun untuk berperan sebagai siswa sekolah menengah namun tidak dapat menemukan usia 18++ tahun untuk bertindak sebagai istri ketiga?," komentar Amel Carla.

"TV tuh mustinya berkontribusi meningkatkan kualitas masyarakat, bukan sebaliknya! Oh my...," tulis Becky Tumewu.

"Tolong dibaca @indosiar @kpipusat," tulis Megi Irawan.

"Terima kasih telah mengangkat topik penting ini dengan berani, Ernest. Semoga semua pihak bisa menyelesaikan masalah ini dengan baik. Jangan sampai pandemi ini fokus pada fokus kita ke hal2 lain yg kalah penting," tulis Widi Mulia.

"Aku pikir tadinya cuma clickbait aja, cuma pas aku tonton beneran takut bgt. scene yg dibangun dg latar suara kaya film horor, MEMPERJELAS bahwa itu memang adegan horor, karakter zahra yg menangis dan karakter suami yg bersikap sangat predatory. ga cuma menormalisasikan pedofilia tapi banyak bgt aspek yg...aduh, gimana yaaaa ko serem," tulis Nadin Amizah.

TAG : Ernest PrakasaSinetron ZahraLea Ciarachel

Artikel Menarik Lainnya

Komentar